Senin, 31 Oktober 2011

Funakoshi Niju-Kun

1. 空手道は礼に始まり礼に終る事を忘
るな
(Karate-do wa rei ni hajimari rei ni owaru
koto a wasaru na)
Karate-do begins and ends with rei

2. 空手に先手なし
(Karate ni sente nashi)
There is no first strike in karate

3. 空手は義の補け
(Karate wa, gi no taske)
Karate stands on the side of justice

4. 先づ自己を知れ而して他を知れ
(Mazu onore o shire, shikashite ta o shire)
First know yourself, then know others

5. 技術より心術
(Gijitsu yori shinjitsu)
Mentality over technique

6. 心は放たん事を要す
(Kokoro wa hanatan koto o yosu)
The heart must be set free

7. 禍は懈怠に生ず
(Wazawai wa ketai ni seizu)
Calamity springs from carelessness

8. 道場のみの空手と思ふな
(Dojo nomino karate to omou na)
Karate goes beyond the dojo

9. 空手の修業は一生である
(Karate-do no shugyo wa isssho de aru)
Karate is a lifelong pursuit

10. 凡ゆるものを空手化せよ其処に妙味
あり
(Ara yuru mono o karateka seyo; sokoni
myomi ari)
Apply the way of karate to all things.
Therein lies its beauty

11. 空手は湯の如し絶えず熱度を与えざ
れば元の水に還る
(Karate Wa Yu No Gotoku Taezu Netsu O
Atae Zareba Motono Mizuni Kaeru)
Karate is like boiling water; without heat, it returns to its tepid state

12. 勝つ考は持つな負けぬ考は必要
(Katsu kangae wa motsuna; makenu
kangae wa hitsuyo)
Do not think of winning. Think, rather, of
not losing

13. 敵に因って轉化せよ
(Tekki ni yotte tenka seyo)
Make adjustments according to your
opponent

14. 戦は虚実の操縦如何に在り
(Tattakai wa kyo-jitsu no soju ikan ni ari)
The outcome of a battle depends on how
one handles emptiness and fullness
(weakness and strength)

15. 人の手足を剣と思へ
(Hi to no te-ashi wa ken to omoe)
Think of hands and feet as swords

16. 男子門を出づれば百万の敵あり
(Danshi mon o izureba hyakuman no teki
ari)
When you step beyond your own gate, you
face a million enemies

17. 構は初心者に後は自然体
(Kamae wa shoshinsha ni atowa shizentai)
Kamae is for beginners; later, one stands in
shizentai

18. 形は正しく実戦は別物
(Kata wa tadashiku, jisen wa betsumono)
Perform kata exactly; actual combat is
another matter

19. 力の強弱体の伸縮技の緩急を忘るな
Chikara no kyojaku tai no shinshuku waza
no kankyu
Do not forget the employment of
withdrawal of power, the extension or
contraction of the body, the swift or
leisurely application of technique

20. 常に思念工夫せよ
(Tsune ni shinen ku fu seyo)
Be constantly mindful, diligent, and
resourceful, in your pursuit of the Way

Minggu, 30 Oktober 2011

"Jangan Berpikir Harus Menang, Pikirkan Bahwa Kau Tidak Harus Kalah"

Dalam karate-do ada sebuah nasihat,
"kerjakan apa yang benar." Hingga
akhirnya kau akan menjadi pemenang
yang sebenarnya….dalam karate dan
hidup. Jangan mengukur keberhasilan
dengan sesuatu yang ada diluar dirimu
sendiri. Kembangkan dalam dirimu,
maka sisanya akan mengikuti.

Ingin menang adalah sifat alami
manusia. Namun jika kau menginginkannya
berlebihan, maka kau akan menjadi tidak
seimbang. Saat hilang keseimbangan, kau
juga akan kehilangan kemampuan untuk
memahami. Kau tidak akan mampu menilai
dengan benar. Kau bahkan tidak mampu
bergerak dengan benar. Saat berkompetisi
tubuhmu tidak akan bergerak dengan
semestinya. Dengan keseimbangan kau
dapat bergerak ke semua arah kapanpun.
Baik fisik maupun emosional.

Kau butuh keseimbangan untuk semua hal
dalam hidup ini. Jika kau melihat sebuah
masalah hanya dari satu sisi, maka kau
tidak akan bisa melihat sebuah kebenaran.

Hanya ingin mempunyai kumite yang
bagus atau kata yang indah bukanlah
karate-do yang baik. Dalam kedua hal ini
hanya ada masalah teknik. Seni bela diri
yang sebenarnya mencakup ilmu
pengetahuan, semangat, emosi dan
kecerdasan.

Tiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda. Dengan berlatih
karate kau belajar banyak hal tentang
dirimu sendiri. Hal yang membuatmu kuat
dan hal yang membuatmu lemah. Kau juga
akan belajar melihat kekuatan dan
kelemahan orang lain. Kau akan belajar
sebuah cara baru untuk memandang ke
seluruh dunia.

Pada akhirnya kau juga akan belajar
bagaimana mengendalikan penampilan dan
tindakanmu. Kau akan mendapat
pengalaman yang memberimu keahlian
dan kemampuan untuk menilai. Ini semua
akan dimulai saat kau tinggalkan pikiran
tentang menang atau kalah. Dojo adalah
tempat berlatih untuk hidup. Turnamen
adalah tempat berlatih untuk menang. Dan
diantara keduanya ada sebuah
pertentangan.

Terlalu banyak menekankan pada
kompetisi membuatmu mulai berpikir
tentang menang dan kalah. Kemudian kau
mulai membandingkan dirimu dengan
yang lain. Sangat sering kita melihat
seorang kompetitor membuat dirinya kalah
akibat berpikir tentang kekuatan dan
kelemahan lawannya. Jika kau pikir dirimu
lebih kuat, maka kau sudah kalah sejak
awal. Hal ini tentu saja bukanlah cara yang
baik. Dan jika kau pikir dirimu lebih lemah,
maka kau sudah benar-benar kalah.

Semua upaya haruslah dikerjakan dengan
100%, sehingga kau dapat
menyelesaikannya dengan kemampuan
terbaikmu. Pada saatnya mereka dengan
keseimbangan yang terbaiklah yang akan
menang. Itulah sebab mengapa kompetisi
menjadi hal penting sebagai latihan. Untuk
menguji keseimbanganmu, bukan hanya
sekedar kemampuan fisikmu.

Saat berlatih jangan pernah berpikir
tentang menjadi seorang juara atau
mendapatkan sabuk hitam. Teruslah
berupaya disertai dengan 100% pikiran
yang jernih. Itulah kunci dari seni bela diri,
terus berpikir yang sewajarnya yang terus
berlanjut hingga sisa hidupmu.

Seni bela diri bukan sekedar mencoba
menjadi kuat demi menang kompetisi atau
mengalahkan orang lain. Hal itu justru
bukanlah bela diri. Seni bela diri adalah
berlatih setiap hari untuk memperbaiki
dirimu sendiri. Dan jika kau kerjakan
dengan benar, jagalah keseimbanganmu,
tubuhmu akan mulai bergerak dengan
bebas dan sesuai. Akhirnya kau akan
mampu menang secara alami.
Saat kau bebaskan dirimu dari maksud
tertentu, kau akan mampu melihat semua
keinginan lawanmu. Kau tidak perlu
merencanakannya karena gerakanmu akan
spontan. Kau bergerak dengan terbuka dan
bebas.

Artikel ini ditulis oleh Teruyuki Okazaki
(instruktur kepala ISKF) dengan judul “Do
not think you have to win. Think that you
do not have to lose”. Editing dan alih
bahasa oleh Fokushotokan dan sedikit perubahan dari saya.

Sumber: http://
indoshotokan.blogspot.com/

Sabtu, 29 Oktober 2011

Hanya Allah

Aku melihat langit setelah mendung namun tak jadi hujan. Tidak gelap, namun tidak cerah. Sepertinya langit pun sedang bingung, sama seperti aku.

Aku sangat bingung. Bingung karena suatu sebab. Sebab yang membingungkan. Aku tak tahu mengapa, karena itu aku bingung.

Aku tak tahu mengapa Tuhan berkehendak seperti ini. Aku tak tahu mengapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi. Mengapa cahaya sirna oleh kegelapan.

Aku hanya bisa bersabar. Biarlah mereka berjaya. Dalam kesedihan aku hanya bisa bergantung pada Tuhan. Aku yakin Tuhan mempunyai maksud yang terselubung. Tak ada dokter yang bisa mengobati kegalauanku ini, kecuali Tuhan. Memang hanya Tuhan; Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.

(di saat aku berhenti mengetik, aku melihat keluar jendela dan aku melihat ada pelangi yang seakan mencoba menghiburku)

SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR