Selasa, 06 September 2011

Penyelamatan Kucing yang Tercebur di Sumur

Assalamu'alaikum para pembaca yang budiman. Kali ini aku ingin menceritakan cerita penyelamatan paling heroik yang pernah aku lakukan.

***

Pagi ini sebenarnya aku memasang alarm jam 3, tapi aku tidak bisa bangun. Niatnya ingin bangun jam 6an saja. Tapi sekitar jam 4, ibu memanggilku. Aku masih tidak sadar. Aku tak tau apa yang terjadi. Saat Ibu mengatakan bahwa ada kucing tercebur ke sumur, mataku langsung terbelalak, seketika badan malasku menjadi sigap. Aku berlari menuju sumur. Aku dengar jeritan dari dalam sumur. Saat kulihat ternyata Dona, kucing kesayanganku, terjebak di dalam sumur, sambil terus berenang di permukaan air.

Saat itu aku panik. Aku mencoba mengambil senter, lalu berusaha mengambil Dona dengan ember yang ditali di sumur, ternyata tidak bisa. Saking paniknya, aku malah tanpa sengaja menceburkan senter, duh.
Jeritan Dona makin keras, kudengar juga suara tenggorokannya yang kemasukan air. Ngeri lah pokoknya. Aku berpikir...aku ingin mencoba masuk ke dalam sumur, dengan menapak pada dinding2 sumur seperti yang dilakukan di filmnya Jackie Chan. Tapi ini sangat beresiko, mengingat aku ini gak bisa berenang. Aku mencoba mengikatkan salah satu bonggol tali ke badanku (yg tdk ada embernya), dan membiarkan ujung yg ada embernya biar terjepit diantara langit2 dan katrol, tapi ini juga beresiko mengingat ada bagian dari tali yang hampir putus dan belum diganti, kekuatan ikatan antara katrol dengan langit2 juga sepertinya cukup ndrawasi. Ibuku pun sempat melarangku masuk ke dalam sumur.

Tapi semua resiko itu harus kutempuh tanpa pikir terlalu panjang. Semuanya terjadi begitu singkat.

Setelah aku ikatkan tali ke badanku, aku masuk ke sumur. Ternyata tidak seperti yang kuduga. Dinding sumur yang sepertinya hanya dari bata, ternyata tidak mudah ditapaki karena sangat licin (bahkan ini lebih licin dari dinding keramik, aku dulu pernah mencobanya). Aku terperosok karena saking licinnya.

Tetapi saat itu Tuhanku menolongku. Aku sangat beruntung ada satu bata yang tatanannya sedikit menjorok ke dalam, jadi kaki kananku bisa berpijak dengan sedikit kemudahan, walaupun kaki kiriku masih terkangkang tanpa pijakan, jadi ini hanya soal waktu agar aku bisa menyelamatkan Dona, jika terlalu lama, aku bisa kram atau kehabisan tenaga.

Kemudian ibuku melemparkan ember untuk mengambil Dona. Untung saja Dona mau berkooperasi. Lalu ibuku memberikan kain gombal yang cukup panjang dan kuat, lalu kuikatkan ke ember, lalu diangkatlah Dona oleh ibuku. Saat itu kakiku hampir tidak kuat menahan beban, sepertinya akan kram. Ibuku juga tidak mungkin menarikku begitu saja. Aku rasa, tali itupun juga tidak kuat menahan seluruh beban tubuhku.

Akhirnya dengan susah payah aku menapaki dinding licin itu dengan bantuan sedikit tarikan dari ibuku, dan pegangan di bekas pipa lama. Akhirnya tanganku bisa meraih mulut sumur. Alhamdulillah aku berhasil. Hore!

Setelah itu Dona diberi anduk lalu berusaha dikeringkan. Ia masih berteriak. Tubuhnya menggigil. Mungkin ia shock. Adrenalinku pun masih terpacu, kurasakan kakiku bergetar. Walaupun kejadian itu hanya berlangsung mungkin 4-5 menit, kakiku masih bergetar jauh setelah itu.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, Dona mulai tidak menggigil lagi. Aku juga mulai tenang. Akhirnya cerita ini berakhir dengan bahagia. Dona selamat, sementara aku berusaha mengobati kuku jempol kaki kiriku yang patah karena terperosok.

Setelah kejadian ini, aku menjadi tertarik untuk menjadi pemadam kebakaran atau tim SAR. Saat adrenalin terpacu, saat melakukan aksi heroik, saat bertindak menantang resiko, dan aksi2 lainnya...sepertinya semua itu sangat keren. Hahaha

Wassalamu'alaikum

***

Thanks to
Allah SWT
Ibuku
Ember
Senter
Tali
Anduk
Bata yang susunannya menjorok ke dalam
Obat merah
Kain gombal
Jackie Chan

Jumat, 02 September 2011

Aku

Oleh sang maestro Lao Tze



Lupakan pengetahuanmu, dan masalah yang kau hadapi akan terselesaikan.

Apakah ada perbedaan antara "ya" dan "tidak"?

Apakah ada perbedaan antara yang "baik" dan yang "buruk"?

Mengapa saya harus takut, karena yang lain semuanya takut? Tidak masuk akal.

Orang banyak tengah berpesta pora.
Mereka mengunjungi tempat-tempat hiburan.
Hanya aku saja yang tidak kemana-mana.
Seperti seorang bayi yang belum belajar senyum, aku sendirian.
Tidak ada tempat yang harus kukunjungi.

Mereka memiliki lebih banyak dari yang mereka butuhkan.
Tetapi aku tidak memiliki sesuatu.

Aku memang tolol, bingung.
Mereka semua begitu pintar, aku saja yang bodoh.
Mereka cerdik, tajam...aku tumpul.
Aku keluyuran tanpa tujuan.
Seperti gelombang laut, seperti tiupan angin.

Setiap orang begitu sibuk,
hanya aku saja yang santai dan gelisah.

Aku berbeda;
aku dipelihara oleh Ibu Sejati.





Sedikit banyak mirip2 karo aku, hahaha

Kisah Singa yang Kehilangan Taringnya

Assalamu'alaikum!

Kali ini aku hanya ingin cerita tentang ke-pathetic-an-ku. Tidak seperti postingan2ku sebelumnya, postingan ini hanya cerita tak bermutu. Yah lebih baik daripada blog ini nganggur gak nambah2 entry.

Ceritanya begini:

Aku ini lahir tgl 18 Agustus, jadi secara astrologi bintangku Leo. Walaupun aku gak terlalu percaya dgn hal macam itu, tapi setidaknya dulu aku benar2 menjiwainya. Aku percaya bahwa aku adalah singa. Aku adalah raja. Semua orang takut padaku. Hahaha

Sementara itu, kakakku hanyalah kepiting, bapakku domba. Jadi aku bisa berbuat semena-mena. Dulu mainan kakakku sebelum aku lahir baik2 saja sampai aku lahir, semuanya kuambil alih. Dan...kebanyakan tidak bertahan kecuali hanya dalam waktu yang singkat!
Ketidakmutuan ini berlanjut sampai aku SD. Di dalam geng, aku adalah pemimpinnya. Aku selalu mengatur permainan. Tidak jarang aku memaki teman yang tidak sesuai dengan apa yang kuingin. Bahkan aku masih ingat suatu ketika teman yang umurnya 4 tahunan di atasku, merusakkan mainanku. Jumlahnya dua orang. Kedua terpidana itu kusuruh baris berjongkok, lalu kujewer satu persatu sampai sepuluh kali. Hahaha! Masa kecil yang menyenangkan.

Tapi sifatku ini tidak sebatas kenakalan saja, ada juga sisi positifnya. Dulu, aku orang yang sangat tegas, pemberani, tidak pernah takut, tidak kenal menyerah dalam menghadapi masalah, sangat ulet dan gigih dalam berjuang. Seingatku begitu lah..
Aku selalu bekerja keras. Aku menganggap hidup sebagai kompetisi untuk memperoleh kemenangan. Jika aku dikalahkan, aku tidak mau terima dan berusaha mengungguli. Jika aku dihina, aku akan naik pitam lalu marah-marah. Maka dari itu, aku disegani temanku. Dan tentu saja...banyak dimusuhi teman yang lain.
Karena sifat ini, seingatku dulu aku anak yang berprestasi, berkompetensi, memiliki daya juang yang tinggi. Nilaiku selalu baik, aku juga selalu memenangkan segala jenis permainan. Aku memang anak yang hebat (seingatku...haha).

TAPI KINI

Aku adalah orang yang tidak bermutu. Aku selalu bangun terlambat karena tadi malamnya melakukan hal yang tidak bermutu. Kemudian shalat shubuh dengan tidak khusu'. Aku sudah tidak ingat lagi tentang kamar yang berantakan. Lalu sarapan yang tidak bergizi. Jika waktunya masih memungkinkan, aku akan mandi, jika tidak ya hanya cuci muka dan gosok gigi. Lalu dengan terburu-buru menata jadwal pelajaran hari itu, tidak jarang aku melupakan suatu buku/tugas tertentu yang menyebabkan aku harus mengerjakan ulang di sekolah. Di sekolah pun aku hanya pasang badan saja. Di saat teman2 dengan sangat antusias berorganisasi dalam organisasi masing2, aku justru memilih ber-apatis ria. Alasanku; dengan tidak menyatu dengan siapapun, aku justru bersatu dengan semuanya. Hahaha

Tidak seperti aku dulu yang selalu tau apa yang harus dilakukan, bahkan kini aku bingung hanya sekedar untuk melangkah. Dulu di otakku isinya adalah inspirasi, motivasi, dan inovasi sehingga aku tau yang kumau dan cara mencapainya. Sekarang pikiranku kusut. Aku terlalu banyak memikirkan hal yang tidak realistis. Aku tidak tau apa yang kumau, apa yang harus aku capai? Aku kadang harus memikirkan dulu kemauan. Tapi apa gunanya semua itu.

Tidak seperti aku dulu yang lugas dalam menentukan sikap pada teman tanpa pekewuh. Kini aku terlalu mentolerir kerusuhan teman2ku, dan tidak jarang aku ikut rusuh2an. Wah pokoknya aku ini pemuda madesu. Sekolah ra cetho, organisasi ra melu, gaul yo ora, jirihan, rupa pas2an, dhuwit pas2an, gitaran isohe gur rong lagu, pacar yo randue, adus sedino pisan, tapi rapopo lah...penting urip. (halah, mending mati wae)

Sekian cerita dariku. Walaupun memang cerita ini sangat tidak berkualitas, tapi sesuai sloganku "suarakan kebenaran" maka aku boleh saja menceritakannya. Hahaha.
Saya berharap Anda tidak mengikuti saya, kejarlah impian kalian kawan! Jangan biarkan virus saya ini menyebar! Hahaha!
Tapi mulai sekarang, saya ingin tobat kawan! Saya ingin jadi uwong genah. Doakan saja ya!

Setelah ini apakah ada yang akan membaca postingan ini? Hahaha aku berharap saja akan ada. Menyedihkan!

wa'alaikumsalam