Rabu, 04 April 2012

Rantai Keajaiban


Alam semesta, Galaksi Bimasakti tempat tata surya kita berada, dan planet Bumi kita diatur oleh faktor-faktor yang tidak terhitung jumlahnya. Semua hukum dan keseimbangan ini telah dirancang secara khusus dan ditata secara menakjubkan untuk memberikan sebuah lingkungan yang sesuai bagi kehidupan manusia.
Pengkajian secara terperinci terhadap alam semesta kita mengungkapkan bahwa segala sesuatu -dari hukum-hukum kosmik yang paling fundamental hingga sifat-sifat fisik yang paling kritis, dari berbagai keseimbangan terkecil hingga rasio terhalus di dalamnya- telah ditata untuk memenuhi ketepatan dengan tingkat tertinggi. Kita menyadari dengan takjub bahwa kepresisian ini diatur pada nilai-nilai ideal bagi keberadaan manusia, tidak sekedar untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berkembang.
Dari laju perkembangan alam semesta hingga lokasi Bumi kita di Galaksi Bimasakti, dari spektrum radiasi Matahari hingga nilai viskositas air, dari jarak Bulan ke Bumi hingga rasio gas-gas yang membentuk atmosfer, serta hal-hal serupa lainnya yang tidak terhitung banyaknya merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan eksistensi manusia. Oleh sebab itu, perubahan terkecil pada satu saja dari faktor-faktor tersebut akan membuat kehidupan di Bumi musnah.
Kemudian, tidak satu pun dari faktor-faktor tersebut yang mencapai keteraturan yang ideal karena kebetulan semata. Kombinasi dari ribuan unsur dan kondisi yang menciptakan keteraturan ini adalah keajaiban yang berada di luar batas pemahaman manusia. Pada, akhirnya, rantai keajaiban yang terbentuk dari kombinasi jutaan faktor tersebut membuktikan dirinya sebagai ciptaan Tuhan. Setiap bagian kecil dari alam semesta ini adalah keajaiban, karya tanpa banding dari kebijaksanaan, kekuasaan, dan cita rasa seni Ilahi.
Perhitungan-perhitungan terakhir menunjukkan bahwa jika berbagai hukum dan reaksi fisika saat ini yang bertanggung jawab atas keteraturan di alam semesta diubah walau sedikit saja, kehidupan -dan karenanya, kehidupan manusia- tidak mungkin ada. Dalam istilah probabilitas, norma-norma fisik ini akan muncul dengan nilai berapa pun. Namun, setiap norma tersebut diatur secara terpisah pada nilai idealnya saat ini. Hal itu membuat kehidupan manusia, sebagaimana dinyatakan di atas, tidak dapat dijelaskan dengan kata apa pun selain "keajaiban".
Apapun hukum, prinsip atau sifat-sifat fisik di alam semesta yang kita bicarakan ini, terbukti bahwa unsur-unsur itu tidak dapat mencapai keadaan idealnya dengan sendirinya atau melalui peristiwa kebetulan. Mata yang dapat melihat adalah sebuah bukti yang sangat jelas. Rantai keajaiban bekerja pada setiap tempat di alam semesta dan di setiap hukum yang mengatur; rantai-rantai ini merupakan bukti keberadaan dan kekuasaan Allah.
Dalam tahun-tahun terakhir, para ahli kosmologi dan fisika teoritis mulai menyebut keteraturan yang menakjubkan yang menghasilkan kondisi-kondisi penting bagi kehidupan manusia ini sebagai "penyelarasan". Dengan memfokuskan diri pada subjek ini, mereka menemukan atau membuat kalkulasi. Hasilnya, contoh "penyelarasan" yang terdapat di seluruh alam semesta ini tidak terhitung banyaknya. Pantaslah kiranya dikutipkan beberapa ungkapan keheranan dan ketakjuban para ilmuwan ini atas hasil-hasil penelitiannya:
Ahli astronomi NASA, Profesor John O'Keefe:
Kita semua, dengan patokan astronomis, adalah sekelompok makhluk yang dimanjakan, dilindungi, dan diutamakan. Jika tidak dibuat dengan kepresisian yang paling tepat, alam semesta ini tidak akan pernah ada. Dalam pandangan saya, keadaan ini menunjukkan bahwa alam semesta diciptakan untuk ditinggali oleh manusia.

Ahli astrofisika Inggris, Profesor George F. Ellis:
Penyelarasan halus terjadi pada hukum-hukum yang membuat (kompleksitas) ini mungkin. Kesadaran akan kompleksitas dari apa yang tercapai membuat amat sukar untuk tidak menggunakan kata 'ajaib'.

Ahli astrofisika Inggris, Profesor Paul Davies:
Hukum-hukum (fisika) sendiri tampak sebagai produk dari rancangan yang teramat jenius

Ahli Matematika Inggris, Profesor Rofer Penrose:
Saya dapat mengatakan bahwa alam semesta mempunyai tujuan. Ia tidak begitu saja ada oleh kebetulan.

Semua data ilmiah yang diperoleh sampai saat ini menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk kebetulan atau peristiwa untung-untungan di alam semesta, di manapun dan kapan pun. Dari momen pertama kelahirannya hingga  Anda membaca buku ini, alam semesta telah dirancang hingga ke pemerincian terkecil oleh Allah yang Mahabijaksana dan Mahakuasa Yang menciptakan manusia untuk menyaksikan, memikirkan, dan mensyukuri kekuasaan dan cita rasa seni-Nya.
“Dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang telah Allah turunkan dari langit (adalah sesuatu yang) berupa air, lalu dengan air itu, Dia hidupkan Bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di Bumi itu segala jenis hewan, pengisaran angin, dan awan yang dikendalikan antara langit dan Bumi; sungguh, (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”  (Al-Baqarah : 164)

(disalin dari buku Rantai Keajaiban, penulis Harun Yahya, penerbit dzikra bagian pembukaan)