Minggu, 29 Maret 2015

Dimanakah Para Pemuda?

Pagi ini aku terbangun oleh suara alarmku
Kubuka mataku dan kutegakkan badanku
Sejurus kemudian kulangkahkan kakiku
Menuju jamban mengambil air wudhu
Kurasakan kesejukan air menyentuh kulitku
Aku bersyukur atas nikmat dari Tuhanku
Hari ini aku masih diizinkan meneruskan hidupku

Tak lama kemudian kudengar suara Adzan
Cepat-cepat aku keluar dari kosan
Menuju masjid, tempat meminta pertolongan pada Tuhan
Tempat yang relatif aman
Dari godaan dan gangguan setan

Sampai di masjid, kulepas sendal dan pintu pun kubuka
Kuhirup harumnya aroma
Kusungkurkan wajahku kembali di hadapanNya
Aku rasakan kebahagiaan luar biasa
Karena dua rakaat sebelum shubuh katanya
Lebih baik daripada dunia seisinya

Selesai sholat, imam mengucapkan salam
Aku pun memejamkan mata, konsentrasi dalam-dalam
Memohon pada Rabbku dengan seadanya kalam
Kumohon kebaikan untuk hidupku supaya tidak runyam
Kusadar aku tak sempurna, jadi harus tambal sulam

Lalu kubuka mata dan kulihat suasana
Kulihat arah jam duabelas, sembilan, tujuh, lima, dan tiga
Ada hal yang menarik untuk dianalisa
Kenapa yang ada hanya orangtua?
Dimanakah saudara-saudara kawula muda?
Sesaat kemudian aku ingat, ternyata tadi malam ada pertandingan bola
Mungkin mereka masih pulas di kasur empuknya
Celaka oh celaka
Hari ini agama sudah dikalahkan sepakbola


29 Maret 2015
Alkindi Yahya

Kakiku

Terimakasih teman setiaku
Kau sudah bekerja dengan baik
Hari-hari kau antarkanku
Kesana dan kemari
Maaf aku jarang mensyukurimu
Bahkan aku hanya terus mengeluh
Menuntutmu bekerja lebih keras
Dan tidak memberimu nutrisi yang seimbang

Kakiku, maafkanlah aku
Aku mohon padamu
Di hari mulut dikunci dan kau jadi saksi
Jangan adukan aku
Kalau aku sering melangkahkanmu
Menuju tempat-tempat yang buruk
Sungguh, aku takut murka Tuhanku

Kuharap kau mengerti
Wahai kaki yang baik hati


6 Maret 2015
Alkindi Yahya