Kamis, 04 Agustus 2011

Bekerja Tanpa Motivasi

Di Dojo tempat saya latihan, ada seorang senpei yang super energik saat melatih pohei-poheinya. Namanya senpei Tanto. Suaranya lantang, badannya tegap, selalu sigap, hiperaktif, suka aneh2, semangatnya membara, dan kalau berbicara selalu menggunakan majas hiperbola. Kalau di kartun Naruto, beliau bisa dipasang sebagai guru Gai. Sementara itu, ada juga senpei Bambang. Badannya juga tegap sih, tapi suaranya biasa-biasa saja, tingkahnya kalem, orangnya gak neko-neko, kata-katanya biasa saja, tidak pake majas apapun (itu namanya majas apa ya?), dan beliau selalu mengenakan kain hitam di wajahnya. Beliau ini cocok sekali kalau dipasang menjadi guru Kakashi di kartun Naruto.

Saya sendiri sebenarnya menyukai mereka berdua. Tapi kalau soal melatih, saya jauh lebih suka kalau dilatih senpei Gai, maklum lah anak muda. Karena kalau setiap latihan, senpei Gai selalu memberikan motivasi pada kami. Saat kami sudah kelelahan dan kehabisan tenaga, jiwa saya serasa seperti terbakar! Apalagi kalau beliau menyuruh kami meneriakkan yel2 konyol yang dibuatnya. Meskipun konyol, tapi sangat efektif untuk membakar semangat!

Cara senpei Kakashi jauh berbeda. Yah, tahu sendiri lah. Saat dilatihnya, yang saya rasa adalah males dan ngantuk. Hanya sedikit sekali keringat yang keluar dari tubuh saya, saking malesnya.

Suatu ketika senpei Gai, yang biasanya sangat semangat datang melatih, tidak bisa datang. Saya kecewa. Terbayang di kepala saya rasa males dan ngantuk yang akan saya rasakan nanti. Dan ternyata benar, senpei Kakashi mengajar dengan wajahnya yang tidak menunjukkan semangat hidup sama sekali. Juga dengan nada suaranya yang datar. Sungguh seperti orang yang tidak pernah mensyukuri hidup. Yah, saya mulai malas melakukan gerakan secara all-out seperti kalau dilatih senpei Gai.

Dalam keadaan seperti itu, tidak ada yang bisa menghalau laju lamunan saya yang tak mengenal batas. Saya mulai berkhayal;

Bagaimana jadinya kalau oksigen harus dibayar dulu sebelum boleh kita hirup? Bagaimana jadinya jika matahari malas2an menampakkan sinarnya, dan hanya mau menerangi dunia kalau dia dibayar terlebih dahulu? Bagaimana jadinya kalau gravitasi malas2an menarik kita? Bagaimana jadinya kalau bulan, satelit, dan planet2 bekerja hanya menurut kemauannya tanpa memperhatikan orbitnya masing-masing?

Alam ini bekerja tanpa mengharapkan suatu imbalan. Demikian juga para bijak. Perhatikan ruangan hampa antara langit dan bumi. Terasa begitu kosong namun menghasilkan segala sesuatu. Membesarkan diri sendiri tidak berarti apapun. Penemuan jati diri adalah yang terpenting.

Setelah menemukan jati diri, kita akan tahu kemampuan kita, demikian kita akan bekerja secara alami. Selama ini pikiran kita sudah terlalu picik! Kita hanya akan bekerja kalau kita tahu imbalan yang akan kita dapat. “saya mau melakukannya asalkan diberi uang”. “saya mau melakukan ini asalkan anda mau melakukan itu”. Harus kita ketahui bahwa hidup harus kita lakoni tanpa “asalkan”. Sesungguhnya sholat kita, ibadah kita, hidup kita, dan mati kita semuanya harus kita lakoni tanpa mengharap apapun kecuali untuk Allah SWT semata. Tidak usah banyak berfikir, just do it!


Setelah itu, saya kembali ke kesadaran saya. Saat ini saya melakukan gerakan secara total. Bahkan melebihi saat saya dilatih oleh senpei Gay. Saat bergerak, rasa-rasanya energi itu mengalir dengan begitu saja. Terasa nikmat, menyenangkan, aneh, entahlah! Sepertinya senpei Kakashi memang menyimpan banyak misteri…

2 komentar: